Bismillahirahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pada kesempatan ini akan kita bahas aspek akhlak mulia dengan tema tatakrama, sopan santun dan rasa malu. Memahami dan melaksanakan tema akhlak mulia ini sangat penting untuk bekal hidup dalam masyarakat yang beraneka suku, agama, budaya dan status sosial. Dengan melakukan tatakrama, sopan santun dan rasa malu maka kita dapat beradaptasi dan hidup nyaman dimanapun dan kapanpun.
Mari kita perhatikan peta konsep berikut ini
Kemudian simaklah video berikut dan sampaikan pertanyaan berkaitan dengan video tersebut
TATAKRAMA
Tata krama adalah istilah yang bersinonim dengan sopan santun, dan
peradaban. Tata berarti aturan dan krama (kromo) berarti baik. Jadi Tata krama
adalah tata aturan yang baik. Jadi tata krama adalah tata aturan yang baik yang
dilakukan oleh manusia sesuai dengan lingkungannya. Sebagai umat Islam, tata krama artinya aturan tingkah laku berdasarkan
nilai-nilai kesopanan yang islami. Tata krama tidak hanya kepada orang lain,
tetapi pada diri sendiri. Islam tidak memandang harta, jabatan, golongan, suku,
dan kedudukan lainnya. Islam hanya memandang siapa yang bertakwa dialah yang
paling tinggi derajatnya.
Orang yang bertakwa adalah orang yang
memiliki Tata krama dalam menjalani kehidupannya. Tata krama adalah akhlak
mulia dan sebaik-baik akhlak adalah
mencontoh Nabi Muhammad Saw. Firman Allah dalam QS Al-Ahzab [33]: 21:
Artinya:
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasullah itu suri teladan yang baik bagimu” (QS Al-Ahzab
[33]: 21)
Sabda Rasullullah :
Artinya:
Diriwayatkan
oleh Abi Hurairah bahwa Rosulullah bersabda, “Sesungguhnya aku di utus untuk
menyempurnakan akhlak” (HR Ahmad)
CONTOH TATAKRAMA
Tata Krama pasti berlaku di setiap lingkungan masyarakat. Selain
berlaku dalam lingkungan sosial rumah tangga, tata krama juga berlaku di
lingkungan kerja dan lingkungan pendidikan. Di sebuah sekolah selain memiliki
peraturan yang tertuang dalam Tata Tertib, juga ada tata krama yang harus
dinjunjung tinggi oleh seluruh warga sekolah termasuk siswa.
Tata krama yang ada di sekolah tidak hanya
berlaku untuk hubungan antara siswa dan guru, tetapi mengikat terhadap seluruh
warga sekolah. Baik hubungan antara siswa dengan siswa, dan hubungan antara
guru dengan guru. Serta hubungan antara semua orang yang ada dalam lingkungan
sekolah baik para karyawan sekolah, tamu, pedagang, dan sebagainya.
Tata Krama Berpenampilan
Penampilan yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang berupa tindakan dari seseorang. Berikut ini hal yang harus
diperhatikan dalam Tata Krama Berpenampilan. Setiap siswa hendaknya
berpenampilan dengan peraturan sekolah. Dalam bersolek (memakai riasan /make
up) tidak boleh berlebihan. Misalnya untuk siswa putri, cukup memakai bedak
tipis saja, tidak diperkenankan memakai alat rias yang lain. Begitu pula dengan
siswa putra, harus berpotongan rambut yang rapi dan tidak gondrong. Dalam
lingkungan sekolah, tidak diperkenankan menggunakan perhiasan yang berlebihan.
Bagi siswa putri, hanya diperkenankan menggunakan cincin dan anting-anting
saja.
Berjalan yang sopan adalah berjalan tanpa
membunyikan gesekan. Jika berjalan di depan orang yang dihormati, hendaknya
permisi, dan membungkukkan badan. Jika dimungkinkan, maka lebih baik memilih
jalan lain yang tidak melalui hadapan orang yang dihormati. Di sekolah
misalnya, jika ada guru yang duduk di beranda kelas, siswa yang sopan hendaknya
berjalan turun dari teras dan berjalan di atas tanah.
Ketika berbicara dengan orang yang dihormati
hendaknya menggunakan bahasa yang sopan, dengan menggunakan bahasa Indonesia,
atau bahasa daerah yang sopan yang sesuai dengan lawan bicaranya, dan tidak
berteriak.
Cara makan yang sopan adalah menggunakan
tangan kanan. Tidak makan sambil berjalan atau berdiri. Tidak berbicara sambil
makan. Kesopanan yang lain adalah harus menghabiskan makanan yang sudah
diambil. Tetapi, ada pula tata krama dalam perjamuan (makan bersama) yaitu
lebih baik mengambil makanan yang paling dekat saja.
Tata Krama
Berpakaian dan Berhias
Pakaian merupakan cermin pribadi seseorang,
dari cara berpakaian akan diketahui sisi pribadi seseorang, apakah rapi,
bersih, atau sebaliknya. Dalam Islam pakaian tidak harus bagus dan mahal. Islam
hanya menganjurkan dalam berpakaian itu harus bersih, suci, rapi, dan sopan
karena fungsi pakaian adalah menutupi aurat. Ingat, pakaian harus menutup
aurat. Firman Allah dalam QS Al-A`raf
[7]: 26:
Artinya:
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al-A`raf
[7]:26)
Pakaian jasmani adalah pakaian yang berfungsi
menutup aurat, sebagai pelindung dari sengatan panas dan sebagai pelindung dari
udara dingin. Sementara pakaian rohani adalah ketakwaan kepada Allah Swt. Pakaian
rohani memiliki fungsi untuk melindungi diri dari perbuatan maksiat dan nafsu
syahwat. Pakaian yang sopan adalah pakaian yang tidak menunjukan lekuk aurat
sehingga orang tidak memandangnya dengan syahwat.
Aurat adalah bagian tubuh manusia yang tidak
boleh dilihat atau dipertontonkan. Aurat lelaki yang sudah dewasa adalah antara
pusar sampai lutut, sedangkan aurat wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali
muka dan telapak tangan.
Di sekolah pun, pakaian harus disesuaikan
dengan ketentuan pakaian seragam, dan menutup aurat. Jadi
yang terpenting dalam berpakaian adalah aurat tertutup, rapi, baik, sopan, dan
harus modis. Islam sangat menganjurkan umatnya berpenampilan modis. Orang yang
berpenampilan modis adalah orang yang mengikuti aturan Islam.
Firman Allah dalam QS Al-A`raf [7]: 31:
Artinya:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(QS Al-A`raf [7]: 31)
Pakaian yang mahal, tetapi tidak berfungsi
menutup aurat bukanlah pakaian yang baik. Islam justru melarang pakaian seperti
ini karena kakan mengundang syahwat bagi yang melihatnya dan akan menimbulkan
dosa.
Penampilan yang menarik adalah penampilan
yang enak dipandang, sopan, bersih, dan rapi, yakni dengan menggunting kuku,
berambut rapi (tidak gondrong), baju dan celana harus bersih dan suci, tehindar
dariu najis, harum, dan rapi. Dalam memakai pakaian, Islam
mengajarkan agar memulainya dari sebelah kanan, sedangkan ketika melepas harus
memulainya dari sebelah kiri. Inilah tata krama yang di contohkan Rasulullah. Di
samping itu, beliau selalu berdoa ketika memakai pakaian dengan mengucap
basmalah. dan Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu berdoa ketika bercermin.
Indahnya pakaian tidak hanya dari sisi luar saja. Tetapi dari sisi akhlak pun
harus terpenuhi, yaitu dengan tingkah laku yang baik. Dengan demikian,
penampilan luar dan dalam akan tertata dengan baik dan seimbang sesuai dengan
perilaku Rasulullah.
Tata Krama
dalam Perjalanan
Tidak semua perjalanan tersebut memiliki
nilai ibadah. Perjalanan yang tidak memiliki nilai ibadah adalah perjalan yang
tidak diridhai Allah. Perjalanan perjalanan yang memiliki nilai ibadah adalah
perjalanan atas rida Allah.
Tata Krama dalam perjalanan yang baik menurut Islam,
yaitu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) menentukan tujuan yang
baik, 2) diawali dengan do’a, 3) tidak meninggalkan kewajiban syariat, 4) bersikap
sopan santun, 5) patuh peraturan.
MANFAAT PERILAKU TATAKRAMA
Tata krama sangat penting bagi diri pribadi
seseorang. Orang yang mempunyai tata krama yang baik berarti mampu menyesuaikan
dengan lingkungannya. Jika seseorang bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya berarti dia bisa membaca peluang. Kemungkinan
besar orang yang mampu menyesuaikan diri dan membaca peluang
adalah orang yang akan sukses di kemudian hari.
Adapun manfaat tata karma dalam kehidupan antara
lain adalah :
1) membuat kita menjadi disegani, dihormati,
disenangi orang lain,
2) memudahkan hubungan baik kita dengan orang
lain (better human relation), mempunyai banyak
teman dan pergaulan kita luas,
3) memberi keyakinan pada diri sendiri dalam
setiap situasi,
4) menjadikan kita dapat memelihara suasana yang
baik dalam berbagai lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, pergaulan, maupun
tempat dimana kita belajar atau bekerja,
5) kita dapat mengetahui aturan-aturan sopan santun yang
ada dalam masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar